Wednesday, June 19, 2013

Malam yang Menembus Pagi

Malam yang sempura, bulan yang sempurna, langit yang sempurna, dan hidupku yang semakin sempurna. Namun kesempurnaan itu membuatku gelisah, bersama mata yang mulai basah. Entah apa yang terjadi dengan hati, seribu tanya hadir silih berganti tiada henti

Hanya malam ini menjadi saksi, tentang ketulusan dan perjuangan. Akankah ia lolos seleksi, akankah ia lolos ujian. Aku semakin bertanya-tanya, namun angin tak jua memberi jawaban. Apa lagi dengan bulan, sibuk bersolek memamerkan purnama. Akupun bertanya pada malam, namun ia pun hanya diam. Tersenyum menyimpan embun, penuh maksud yang tak mampu kususun.

Tak ada lagi yang aku tunggu, selain kabar berita tentangmu. Bukan, sekarang bukan lagi tentangmu, tapi tentang kita. Ya tentang kita. Kamu berjuang untuk kita.

Detik berganti menit, menit berganti jam, dan gelisahku semakin menghujam. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Aku tak sanggup lagi menunggu, menyimpan seribu tanya dalam dada. Dan aku putuskan untuk menghubungimu, bertanya langsung kepadamu tentang semua. Saat yang sama, satu pesan masuk darimu mendahului prtanyaanku. “Sayang, mas dah di jalan mau pulang... dek belum tidur kan?” Akhirnya kembali aku harus menunggu, masih bersama seribu tanya tanpa kata.

Alhamdulillah, semuanya lancar sayang... Orang tua dek setuju, dan bentar lagi kita akan menikah...” Satu jawaban atas seribu pertanyaanku. Juga atas doa2ku. Aku diam, tanpa kata. Entah bagaimana aku harus mengungkapkannya. Bahagia tiada terkira, hingga embun menetes di ujung mata. Mungkin ini yang disebut air mata kebahagiaan. “Terimakasih Tuhan, sujud syukurku pada Mu atas nikmat yang tiada terkira ini.

Sungguh malam ini benar-benar sempurna. Wajahmu tergambar dalam purnama, tersenyum penuh bahagia. Kurasakan bayangmu memelukku erat. Menyimpan kerinduan yang semakin pekat.


*24 Mei 2013
By Silvy Anggraini

No comments:

Post a Comment