Wednesday, June 19, 2013

Tentang Rindu

Apalah arti semua ucapan dan dengung-dengung nada indah berserakan, dunia yang bersolek tak tentu arah itu, atau tawaran keindahan yang tak berujung ketika aku berkeliling, atau semua kenikmatan dan kelezatan, semua itu...tak sebanding dengan senyum dari bibir mungilmu yang menggetarkan, tubuhku menggigil seakan remuk redam. Bagaimana bisa kau menyatukan semua keindahan hanya dalam satu senyuman? Aku tak perlu heran, karena merindumu adalah keindahan. Hanya rahmat Tuhan dan syafaat Nabi-Nya saja yang dapat melampaui senyummu, atau bahkan senyummu adalah bagian dari rahmat dan syafaat itu?
Semoga. Aku memiliki dunia ketika aku merindumu. Kuharap kau yang selalu menemaniku di dunia fana ini, juga di surga nanti.


Hal yang sama kau tanyakan. Acap kali. Dalam gelap maupun terang. Saat kering atau hujan. “Apakah kau juga merindukanku?”Ah, jawabanku tak mungkin cukup untuk sekedar mengobatinya bukan? Hati ini ingin merapat, tubuhku juga. “Eits!!! Kamu jangan ikut-ikut merapat ya wahai tubuh, tunggu saatnya nanti... Sabar tow!!”, katamu. Aku pun ikut tertawa geli.

Aku menyayangimu, lebih dari yang kau rasa. Aku mencintaimu, lebih dari yang kau tahu. Ketika aku memikirkanmu dalam gelombang rindu yang sangat tinggi, aku terhempas seperti buih, tanpa suara. Saat merindumu, aku terengah-engah kehabisan nafas bak diburu, bahkan untuk memanggil namamu aku tak mampu. Hati ini terlalu sempit untuk hatimu yang lapang, jiwa ini terlalu rendah untuk jiwamu yang tinggi, kuharap kita menyatu, melebur dalam rindu.

Jika aku memikirkan kesenanganku, mungkin tak bisa kau rasakan kerinduan. Aku sedang melakukan hal-hal yang akan membuatmu selalu merinduku, semoga. Dalam hal-hal tertentu, aku tak tahu apa ini rindu atau nafsu. Aku harap, dan kita sudah sepakat, bahwa rindu, cinta, karya (termasuk anak di dalamnya, hehe), kita lakukan hanya karena Allah. Kau membuatku selalu mengeluarkan kemampuan terbaikku, jika yang kupunya 100%, maka kau membuatku melakukannya 135%, aku sangat gembira dengan hal itu. Apalah arti umur di dunia yang singkat ini jika dibandingkan dengan KEKEKALAN di akhirat nanti? Maka aku semakin MERINDUMU ketika kau berkata, “Hidup kita nanti harus selalu memberikan kemanfaatan bagi orang lain.”

Tentang semua degup rindu dan getar jiwa yang kita rasakan, tabunglah, tanamlah. Maka kita kelak akan menariknya tunai, menuainya dengan penuh suka cita. Beberapa bulan semakin dekat, untuk kita menyatu, tapi apalah artinya jika aku tidak membahagiakanmu. Pegang kataku.


Merindukanmu itu indah, Sayangku...
Hanya saja aku tak sanggup melukiskannya. Aku serahkan pada Dzat Yang Maha Indah, agar Dia melukiskan keindahanmu...untukku...Semoga orang yang kurindu selalu dalam lindungan,ridha, dan rahmat-Nya, amin...


Untuk bidadari surgaku, Silvy Anggraini, Ny. Fandi (amin)

-18 Juni 2013-

No comments:

Post a Comment