Friday, August 24, 2012

Es Teh dan Risiko Batu Ginjal

Mereka dengan kecenderungan batu ginjal diminta menghindari es teh.


Studi memperingatkan konsumsi es teh secara moderat. (istockphoto)

Penelitian Loyola University Medical Center menemukan bahwa mereka yang memiliki kebiasaan mengonsumsi es teh memiliki risiko lebih besar mengembangkan penyakit batu ginjal, seperti dikutip HealthDay News.

Menurut peneliti, minuman favorit saat cuaca panas itu mengandungg kadar oxalate tinggi. Oxalate merupakan senyawa kimia kunci yang memicu pembentukan batu ginjal.

Batu ginjal adalah kristal kecil yang terbentuk dari mineral dan garam yang biasanya ditemukan dalam air seni, ginjal atau saluran kemih. Meski mineral tak terpakai itu umumnya bisa keluar dari tubuh bersama urin, tapi dalam kondisi tertentu bisa mengendap dan membatu di dalam saluran kemih.

"Bagi mereka yang memiliki kecenderungan sakit batu ginjal, sebaiknya menghindari konsumsi es teh," kata Dr John Milner, asisten profesor Departemen Urologi Loyola University Chicago Stritch School of Medicine.

Milner mengatakan bahwa dehidrasi merupakan pemicu umum batu ginjal. Namun, melawan dehidrasi dengan konsumsi es teh bukan pilihan cerdas.

"Saat cuaca panas banyak yang memilih minum es teh karena selain rendah kalori juga memiliki citarasa lebih segar dibandingkan air putih biasa, tapi sayang es teh sangat tak bersahabat dengan ginjal," ujarnya.

Bersama hasil penelitian itu, Milner mengungkap bahwa pria memiliki risiko mengembangkan batu ginjal empat kali lebih besar dibandingkan wanita. Risiko itu meningkat pesat terutama pria dengan usia lebih 40 tahun. Risiko tinggi juga membayangi wanita menopause dan wanita yang menjalani pengangkatan ovarium.

Sebagai tindakan pencegahan, Milner mengingatkan untuk menjaga tubuh selalu terhidrasi dengan baik. Meski air putih menjadi pilihan aman, ia merekomendasikan minuman jeruk lemon segar. "Lemon mengandung sitrat tinggi yang dapat mencegah pembentukan batu ginjal," ujarnya.

Tak hanya menghindari es teh, ia juga merekomendasikan mereka yang memiliki kecenderungan sakit batu ginjal menjauhi semua makanan mengandung oxalate seperti bayam, cokelat, dan kacang-kacangan. Mengurangi asupan garam, daging, dan mencukupi kebutuhan kalsium untuk mengurangi penyerapan oxalate ke dalam tubuh.

Bagaimana dengan teh panas? Teh panas sebenarnya juga menyimpan efek buruk sama. Hanya, takaran penyajian teh panas biasanya lebih kecil sehingga konsumsinya tak akan sebanyak minum es teh. Jarang orang minum teh panas saat haus. Sementara es teh, banyak yang sanggup meminumnya lebih dari segelas, terutama saat haus dan cuaca panas.

Meski mengklaim penelitiannya akurat, Milner meminta mereka yang memiliki kebiasaan minum es teh tak cemas. Ia hanya ingin meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko serangan batu ginjal. Asal bisa mengontrol konsumsi secara moderat, risiko itu bisa teredam.

No comments:

Post a Comment