Sunday, March 25, 2012

HUKUM TAKLIFI - Terjemah Kitab Al-Wajiz fi Ushul al-Fiqh (4 Habis)


Mayoritas ulama ushul fiqh[1] membagi hukum taklifi menjadi lima macam:

1. Ijab: tuntutan yang harus dan memaksa dari syari’ pada mukallaf untuk mengerjakan sesuatu. Akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan mukallaf itu dinamakan wujub dan perbuatannya dinamakan wajib.


2. Nadb: tuntutan yang bukan paksaan dan keharusan dan hanya bersifat anjuran (tarjih) dari syari’ pada mukallaf untuk mengerjakan sesuatu. Akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan mukallaf itu juga dinamakan nadb sedangkan perbuatannya dinamakan mandub.


3. Tahrim: tuntutan yang harus dan memaksa dari syari’ pada mukallaf untuk meninggalkan sesuatu. Akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan mukallaf itu dinamakan hurmah dan perbuatannya dinamakan haram atau muharram.


4. Karahah: tuntutan yang bukan paksaan dan keharusan dan hanya bersifat anjuran dari syari’ pada mukallaf untuk meninggalkan sesuatu. Akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan mukallaf itu juga dinamakan karahah sedangkan perbuatannya dinamakan makruh.


5. Ibahah: pilihan dari syari’ pada mukallaf antara mengerjakan atau meninggalkan, tidak ada anjuran untuk memillih salah satu keduanya. Akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan mukallaf itu juga dinamakan ibahah sedangkan perbuatannya dinamakan mubah.


Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa yang dituntut untuk dikerjakan itu ada dua macam, yakni wajib dan mandub, yang dituntut untuk ditinggalkan ada dua macam pula, yakni muharram dan makruh, dan yang merupakan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan ada satu macam, yakni mubah.


Selanjutnya kami akan menjelaskan masing-masing dari macam-macam hukum taklifi di atas.


___________________________________________

[1] Madzhab Hanafiyah membagi hukum taklifi menjadi tujuh macam: iftiradl, ijab, nadb, tahrim, karahah tahrim, karahah janzih dan ibahah.

No comments:

Post a Comment